Senin, 11 Maret 2013

Renungan...


Pada hakikatnya, siapa saja yg meletakkan tangannya diatas tangan penjajah dan tenggelam dlm pengkhianatan, maka ia tdk bisa dipercaya perkataannya dan tidak ada yg mengambilnya kecuali orang yg tdk berakal.

Termasuk dari kebinasaan adlh menafikan para Thoghut dari kesalahan, pdhl mereka tdk berhukum dgn apa yg diturunkan oleh Allah scr keseluruhan, atau berhukum dgn sebagian, namun meninggalkan sebagian lainnya. Para Syaikh lembaga2 keagamaan yg menjalankan pelajaran agama dan berusaha menghapus dampak2 jihad tdk berusaha untuk mencari akar masalah, melihat dan menyatakan pendapat mereka tentang jihad dan kaum mujahidin. Padahal, seandainya mmng betul2 jihad, tntu saja ia tdk mngatakan sesat bgi pelakunya atau menuduhnya sbgai org2 yg melampui batas, ekstrim, dan ucapan2 lain yg seenaknya, dn pd akhirnya menguatkan peran dlm menikam kewajiban jihad dan menghapus hukumnya. Jika demikian apa makna memuji jihad namun ia tetap saja mencela dan mengatakan para mujahidin dgn perkataan dan gelar jelek yg dialamatkan pd pelaku jihad. Bukankah ini benar2 menentang dan menghalangi jalan Allah serta menikam jihad dan kewajibannya? Bukankah ini merupakan matinya kejantanan, kepahlawanan, rasa malu dan ghirah di dalam hati umat ini terhadap auratnya yg sudah tercabut?

Barang siapa yg hidup penuh dgn ilmu dn fiqh serta lembaran2 para penguasa yg tintanya mendapat lisensi dri para imam sesat maka pemahamannya tdk akan sampai pd tujuan jihad, kewajiban, tugas dan kepentingannya. Orng yg tdk mampu melihat apa yg ada di dpnnya bgaimana mungkin dia mampu mengawasi yg jauh untuk dpt melihat cahaya jihad yg bersinar terang pada diri mujahidin.

Barangsiapa yg terbiasa hidup dgn bau busuk, maka ia akan kehilangan fitrah dan memiliki tabiat yg akan menyeleweng dan ingkar trhadap bau harum minyak misk dan wewangian. Allah telah menetapkan kehinaan bgi orang yg bermaksiat dgn penuh pembangkangan kpd-Nya, hingga hilang akal mereka dan buta mata hati mereka..

Syaikh Shalih al-Hami dlm Usyaaqul Huur Ilaa Biladil Afraah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar